BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Anestesi Umum adalah obat yang dapat
menimbulkan anestesia atau narkosa. Yakni suatu keadaan depresi umum dari
berbagai pusat di SSP yang bersifat reversibel, dimana seluruh perasaan dan
kesadaran ditiadakan sehingga lebih mirip dengan keadaan pinsan.
Anestesi Lokal atau zat penghilang rasa
setempat yaitu obat yang pada penggunaan lokal merintangi secara reversibel
penerusan impuls saraf ke SSP dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi
rasa nyeri, gatal gatal, rasa panas atau dingin.
1.2
Tujuan
1.2.1 Untuk
mengetahui indeks dari Anestesi Umum dan Anestesi Lokal
1.3
Manfaat
1.3.1 Menambah wawasan kita mengenai mekanisme kerjaAnestesi
dan dampak penggunaan Anestesi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
SEJARAH ILMU ANESTESI
16 Oktober 1846 dicatat
sebagai revolusi dalam bidang pengobatan. William T.G Morton menyediakan
anestesi kepada pasien bernama Edward G. A., menggunakan dietil eter untuk
pertama kali pada operasi pengangkatan lesi vaskuler pada leher Edward. Nyeri
yang diderita pada pasien ini tidak dirasakannya. 16 Oktober 1846, tanggal
penting tentang sejarah pengobatan tetapi juga penting terhadap penyediaan
anestesi. Hal itu adalah pengukuhan dari yang ahli untuk teknik pengurangan
rasa sakit. Diruang operasi, di medan perang, kamar bersalin, dan
klinik-klinik, pasien-pasien mendapat keuntungan dari team anestesi yang
mengikuti jejak para pendahulunya. Sebuah perusahaan mengerti aspek bersejarah
dari pembangunan teknik dan teknologi dari anestesi dan sebuah penghargaan
kepada segala kepribadiaan yang mendalam atau ilmu anestesiologi, dimana
praktek untuk menguragi rasa sakit adalah lebih dari suatu skill namun itu
merupakan suatu seni.
Sejarah awal ilmu anestesiaologi
Latar Belakang
Kontrol sakit selama
operasi tidak selalu sepenting seperti sekarang ini. Penulis roman, Celcius
menyatakan “tanpa kasihan” adalah karakteristik esensial dri seorang ahli
bedah, selama berabad-abad. Meskipun beberapa ahli bedah mengaku bahwa mereka
menemukan elemen yang menyebabkan pekerjaannya yang selalu terganggu,
kebanyakan menjadi terbiasa dengan kemauan dari pasien tersebut. Peelajar
kedokteran bertanding dengan guru-guru mereka, biasanya menghilangkan segala
taksiran distress dari pasiennya sementara mereka mencatat apa yang
disaksikannya. Bahkan tulisan dari penulis dari pimpinan ahli bedah biasanya
menolak menulis nyeri pembedahan sebagai topik diskusinya. Sebelum kedatangan
anestesi, edisi 1842 ‘elemen dari pembedahan”dari Robert Liston meliputi
deskripsi detail dari prosedur elektif dan emergensi pada ekstremitas, kepala
dan leher, dada dan genital, tapi mengabaikan diskusi dari segala bentuk
analgesik. Pada jaman Liston, dalam beberapa tahun sebelumnya, nyeri merupakan
hal yang dipertimbangkan sebagai simptom yang penting.
Terhadap perkenalandari
dietil eter yang diberikan sebelumnya, banyak ahli bedah menyetujui pendapat
Liston, bahwa nyeri merupakan konsekuensi yang pasti terjadi dari pembedahan.
Disamping pendapat-pendapat tersebut banyak sarana yang dipergunakan untuk
memperoleh anestesi. Dioscorides, ahli dari abad Iberkomentar bahwa Madragora,
obat yang dipersiapkan dari kulit pohon dan daun tanaman Manrake. Dia
menyatakan bahwa substansi tanaman dapat direbus dalam anggur dan dipergunakan
“bila orang yang akan dibedah, bila mereka mau untuk di anestesi,”. Mandragora
masih sering dipergunakan untuk menganestesi pasien sampaidengan abad ke 17.
Dari abad ke 9-13,
spons dengan obat tidur adalah mode yang doinan untuk mengurangi sakit selama
operasi. Daun Mandrake dengan tanaman beracun, candu dan tumbuhan lain, direbus
bersama-sama dan disiramkan ke atas spons.Spons tersebut lalu disusun kedalam
air panas dan diletakan ke hidung pasien selama pembedahan. Sebagai publikasi
dari laporan pada saat itu. Spons tersebut pada umumnya mengandung mofin dan
skopolamin dalam jumlah yang bervariasi, obat yang dipergunakan dalam anestesi
modern. Sebagai tambahan daripada menggunakan “spons tidur” orang Eropa
mengurangi rasa nyeri dengan hipnosis dengan meminum alkohol, tumbuhan dan
ekstrak dari tanaman yang telah dipersiapkan dan sebagai anestesi topikal yaitu
dengan tekanan atau memakai es.
Pada abad ke 11, efek
anestesi dari air dingin dan es mulai ditemukan. Pada pertengahan abad ke 17,
Marco Aurelio Severino medeskripsikan “anestesi kulkas” meletakan salju dalam
garis paralel melintasi lapangan insisi, dia dapat membuat tempat operasi
menjadi tidak bersensasi dalam beberapa menit. Teknik ini tidak pernah menjadi
terkenal, mungkin karena tantangan dari penyimpanan salju tahunan yang tidak
cukup.
Dietil eter telah
diketahui selama berabad-abad karena penggunaannya dahulu sebagai anestesi
pembedahan. Hal itu dilakukan bersama, pada mulanya pada abad ke-8 oleh
filsafat Arab, Jabri Ibnu Hayyam atau mungkin oleh Raymond Lully, pada abad ke
13, seorang ahli kimia Eropa. Tetapi dietil eter baru pertama kali diketahui
pada abad ke-16 oleh Valerius Cordus dan Paracelcius, yang mempersiapkan hal
itu dengan menyuling asam sulfur (minyak dari vitriol) dengan anggur dicampur
alkohol untuk memproduksi oleum Vitroli dulce (minyak panas dari vitriol).
Paracelsius (1493-1541) mengobservasi bahwa hal itu membuat ayam tertidur dan
bangun tanpa kesakitan. Dia menjadi waspada terhadap kualitas analgetik
tesebut. Walaupun demikian tidak ada catatan bahwa sarannya tersebut diikuti.
Tiga abad kemudian, hal
yang sederhana ini meninggalkan agen terapetik dengan hanya penggunaannya yang
secara kebetulan. Beberapa dari milik tersebut diperiksa oleh beberapa ilmuwan
Inggris termasuk Robert Boyle, Isaac Newton dan Michael Faraday, namun tanpa
ketertarikan. Hal itu hanya merupakan alikasi rutin dan merupakan obat rekreasi
yang tidak mahal diantara orang-orang miskin di Inggris dan Irlandia, dimana
kadang-kadang meminum satu atau dua eter yang mana karena pajak membat
kepemilikannya menjadi mahal. Variasi Amerika dari praktek ini dilakukan oleh
sekelompok pelajar yang membasuh muka dengan handuk bereter pada aktu malam
“gurauan eter”.
Seperti eter, nitrat
oksida diketahui berguna untuk menginduksi sehingga kepala terasa ringan dan
sering dihirup oleh orang yang mendapat ketegangan. Barang ini jarang
dipergunakan seperti eter karena lebih kompleks untuk dipersiapkan dan kaku
untuk disimpan. Benda itu diproduksi dengan memanaskan amonium nitrat. Gas yang
bekerja lambat melewati air untuk mengeliminasi oksida oksik dari nitrogen
sebelum disimpan. Nitrat oksida pertama kali dipersiapkan tahun 1773 oleh
Joseph Prietsley, seorang ilmuwan Inggris. Dalam tahun pembelajarannya,
Prietsley mempersiapkan dan memeriksa beberapa gas termasuk nitrat oksida,
amonia, sulfur dioksida, oksigen, karbon monooksida dan karbon dioksida
Pada akhir abad ke-19
di Inggris, ada keinginan yang kuat dalam dugaan penggunaan efek yang
menyehatkan dari air mineral dan gas. Hal ini membuat pembangunan tempat air
panas untuk umum. Partikel air dan gas dipercaya untuk mencegah dan mengobati
penyakit. Hal itu membuat penggunaan dari gas untuk menyembuhkan sariawan,
tuberkulosis dan penyakit lain membuat Thomass Beddoes untuk membuka Institut
pneumonia dekatdengan pemandian kecil dari Hotwells, dikota Bristol, dimana dia
menyewa Humphry Davy pada tahun 1798 untuk menjalankan proyek penelitiannya.
Humphry Davy (1778 –
1892) adalah seorang muda dengan penuh kemampuan. Dia mempertunjukan seri-seri
penelitian yang luar biasa dari beberapa gas, namun terutama di fokuskan pada
nitrat oksida, dimana dia bersama temannya menghirup melalui masker wajah yang
didesain untuk perusahaan James Watt, penemu dari mesin uap. Davy mempergunakan
mesin ini untuk mengukur rata-rata pengambilan nitrat oksida dan efeknya pada
pernapasan dan aksinya pada sistem saraf pusat. Hasil ini dikombinasikan dengan
penelitian properti fisik dari nitrat oksida, 580 halaman buku dipublikaasikan
pada tahun 1800. Uraian yang mengesankan ini sekarang diingat sebagai beberapa
observasi yang tanpa sengaja. Komentar Davy bahwa nitrat oksida secara
sementara meringankan sakit kepala yang berat, membebaskan sakit kepala yang
ringan dan menghilangkan rasa sakit gigi. Kutipan yng paling sering diutarakan
:”seperti nitrat oksida dalam operasi yang liuas muncul dengan kemampuan untuk
menghilangkan rasa nyeri, benda itu mungkin dapat dipergunakan dalam operasi
pembedahan dengan pancaran darah yang tidak besar”. Meskipun Davy tidak
mengikuti ramalan ini, mungkin karena mengatur karirnya dalam dasar penelitiannya,
dia menguangkan sifat dari nitrat oksida sebagai “gas tertawa”.
John Snow ; Ahli anestesi pertama
John Snow telah
merupakan ilmuwan yang ternama yang telah mempresentasikan makalah dari subjek
fisiologis waktu kabar dari anestesi eter telah mencapai Inggris pada Desember
1846. Dia menunjukan ketertarikannya dalam praktek anestesi dan dalam waktu
singkat diundang untuk bekerja sama dengan ahli bedah pada waktu itu. Dia tidak
hanya fasih dalam penyediaan anestesi tetapi juga seorang peneliti yang ulet.
Deskripsi inovatif tentang derajat anestesi berdasarkan respon pasien tidak
dapat ditingkatkan selama 70 tahun.
Sebagai tambahan untuk
membangun aspek yang kuat untuk memperdalam fisiologi anestesi, Snow juga
mempromosikan pengembangan alat-alat anestesi. Dia segera menyadari bahwa
pengisapan eter yang tidak adekuat pada waktu pasien bernapas dengan alat yang
ditempelkan pada mulut. Setelah berlatih anestesi hanya selama 2 minggu, Snow
merancang seri pertana dari eter inhaler. Peralatannya mengandung katup
unudireksional. Masker wajah sederhana buatan sendiri, yang mendekati bentuk
masker wajah modern. Bagian dari wsjah tersebut dihubungkan kedalam alat
penguapan dengan sebuah tabung pernapasan, yang mana dirancang lebih lebar dari
trakea manusia sehingga meskipun pernapasan yang epat tidak akan terbuang. Kait
besi didalam alat memastikan pengangkutan dari eter. Objek tersebut menggantung
tempat dari air hangat untuk mengatur agen yang cenderung setelah tercukupi
dengan membeikan observasi secara Cuma-Cuma. “Tidak ada batasan kebanggaan
dalam membuatnya”.
Pada tahun berikutnya,
John Snow memperkenalkan inhaler kloroform, dia telah mengenal sifat-sifatnya
dan memilihnya sebagai bahan uji coba. Pada saat yang bersamaan, dia menyatakan
bahwa untuk menjadi seri percobaan yang luar biasa harus meliputi lingkungan
dan sikap.Snow menyadari bahwa ahli anestesi yang baik tidak hanya
menghilangkan nyeri, tetapi juga mencegah pergerakan. Dia menganestesi beberapa
spesies binatang dan beberapa variasi konsentrasi daripada eter dan kloroform
untuk mengetahui konsentrasi yang tepat untuk mencegah gerakan terhadap
stimulus yang tajam. Meskipun adanya keterbatasan teknologi pada tahun 1848,
elemen dari pekerjaannya mengantisipasi konsep modern dari konsentrasi alveolar
minimal (MAC). Snow menyatakan bahwa aksi dari anestesi dalam jumlah yang
potensial dan meskipun dia tidak menemukan pengganti terhadap kloroform atau
eter, dia menemukan hubungan antara kelarutan, gaas, tekanan dan potensi
anestesi yang tidak terlalu dihargai sampai setelah perang dunia II dimana
Charles Suckling memerintahkan prinsip Sow dalam menciptakan halotan. Dia juga
membuat percobaan dengan peralatan sirkuit tertutup yang subjeknya Snow
sendiri, menghirup oksigen sambil mengeluarkan karbondioksida yang di absorbsi
oleh potasium hidroksida. Snow menciptakan 2 buku Inhalasi dari bentuk gas eter
(1847) dan kloroform dan anestesi lainnya (1858) yang hampir selesai ketika dia
meninggal karena stroke pada umur 45 tahun.
Penyelidikan Snow tidak
membatasi ilmu anestesi. Memorinya juga dihargai oleh berbagai spesialis dalam
bidang penyakit infeksi dan tropis yang di buktikn dengan studi epidemologi
pada tahun 1854, dimana kolera ditrnsmisikan melalui air. Padasaat itu sebelum
perkembangan mikrobiologi oleh Louis Pasteur dan Robert Koch banyakilmuwan di
Amrika utara dan Eropa menyangka bahwa bahaya epidemi kolera berulang karena
kontaminasi dari udara. Dalam beberapa tahun, Snow telah percaya bahwa karena
penyakit tersebut disebabkan oleh traktus gastrointestinal maka agen
penyebabnya pasti karena termakan, bukan karena pernapasan. Pada tahun 1854 dia
memperoleh kesempatan membuktikan tesisnya ketika kolera melanda daerahnya di
London dan menyebabkan kematiaan 500 orang di dekat kediamannya. Snow
menyatakan bahwa persediaan suplai air dari orang-orang tersebut berasal dari
pompa di broad street. Dia menyipkan apa yang menjadi survey epidemologi
pertamanya. Dengan informasi tersebut dia dapat meyakinkan orang-orang pada
daerah tersebut untuk mencari sumber air lain. Masalah epidemologi tersebut
terselesaikan.
Penemuan Anestesia Regional pada Abad XIX
Anestetik lokal pertama yang efektif adalah kokain, ektrak dari daun
coca. Kemampuannya dalam mematirasakan membran mukosa dan jaringan terbuka
telah diketahui selama berabad-abad di Peru. Albert Niemann memurnikan alkaloid
aktif tersebut dan menamainya cocaine.
Carl Koller (1857 – 1944), seorang dokter mata di Wina, Austria, pertama kali menggunakan kokain pada praktek
kliniknya pada 1884. Sebelumnya, banyak operasi mata tanpa anestesia dan empat
dekade setelah ditemukannya eter, anestesi umum memiliki keterbatasan.
Dokter-dokter bedah Amerika dengan cepat mengembangkan aplikasi kokain:
Ø Oktober
1884, anetesia terhadap hidung, mulut, laring, trakea, rektum dan uretra.
Ø November
1884, injeksi subkutan.
Ø Desember
1884, Wiliam Halstead dan Richard Hall menjabarkan blok sensorik muka dan
lengan
Kecanduan kokain dan morfin merupakan masalah yamng sering timbul pada
akhir abad XIX.
Teknik anestesia lokal lainnya dilakukan sebelum akhir abad XIX. Tahun
1885, Leonard Corning, dokter ahli saraf, melakukan anestesia spinal dan
mengusulkan substitusi eter untuk tindakan bedah genitourinaria atau
cabang-cabang bedah lainnya.
August Bier dan Theodor Tuffier, menjelaskan anestesia spinal otentik.
Dalam comparative review dari artikel asli dari Bier, Tuffier, dan Corning,
disimpulkan bahwa injeksi Corning merupakan anestesia ekstradural dan Bier
berjasa dalam memperkenalkan anestesia spinal.
SKOPE ANESTESIOLOGY MODERN
Pengamatan perkembangan anesthesiology dapat diperluas sampai waktu yang
tidak terbatas oleh sebuah eksplorasi masing-masing subbagian, tetapi suatu
penilaian dari pekerjaan kita langsung akan tampak oleh “personal survey”
tempat dimana kita bertugas.
Setelah pembedahan, pasien dipindahkan ke perawatan posenestesia atau
ruang pemulihan, sebuah tempat yang sekarang dianggap sebagai bangsal ahli
anestesi. Limapuluh tahun yang lalu, dibawa secara langsung dari ruang operasi
ke bangsal bedah dan hanya diikuti oleh perawat junior. Orang tersebut
beruntung baik ketrampilan dan intervensi peralatan ketika komplikasi terjadi.
Setelah perang dunia II berpikir tentang pentingnya perawatan sentral. Tahun
1960, perawatan kritis berkembang melalui penggunaan ventilator mekanik. Pasien
yang membutuhkan beberapa hari pengobatan intensif dan perawatan dirawat di sudut ruang
pemulihan. Pada waktu itu, beberapa tempat tidur diberi sekat dan direlokasi
menjadi “intensice care units”. Prinsip perawatan resusitasi dan suportif
didirikan oleh ahli anestesi mentansformasi “critical care medicine”.
Masa depan anestesiologi sangat cerah. Obat-obat yang lebih aman yang
sekali direvolusi merawat pasien-pasien setelah pembedahan dengan konstan akan
terus diperbaiki. Tugas anestesi berlanjut meluas, sebagai dokter dengan latar
belakang spesialis telah mengembngkan klinik kontrol nyeri kronik dan pasien
bedah rawat jalan. Praktek anestesi, baik didalam maupun diluar kamar operasi,
akan menjadi bagian dari pengalaman di atas meja operasi.
2.2
Definisi Anestesi Umum
Anestesi umum atau
pembiusan umum adalah kondisi atau prosedur ketika pasien menerima obat untuk
amnesia, analgesia, melumpuhkan otot, dan sedasi. Anestesi umum memungkinkan
pasien untuk menoleransi prosedur bedah yang dalam kondisi normal akan
menimbulkan sakit yang tak tertahankan, berisiko eksaserbasi fisiologis yang
ekstrim, dan menghasilkan kenangan yang tidak menyenangkan. Anestesi umum dapat
menggunakan agen intravena (injeksi) atau inhalasi, meskipun injeksi lebih
cepat yaitu memberikan hasil yang diinginkan dalam waktu 10 hingga 20 detik.
Kombinasi dari agen
anestesi yang digunakan untuk anestesi umum membuat pasien tidak merespon rangsangan
yang menyakitkan, tidak dapat mengingat apa yang terjadi (amnesia), tidak dapat
mempertahankan proteksi jalan napas yang memadai dan/atau pernapasan spontan
sebagai akibat dari kelumpuhan otot dan perubahan kardiovaskuler.
2.3
Definisi Anestesi Lokal
Anestesi lokal adalah
teknik untuk menghilangkan atau mengurangi sensasi di bagian tubuh tertentu.
Hal ini memungkinkan pasien untuk menjalani prosedur pembedahan dan gigi tanpa
rasa sakit yang mengganggu.
Ada kalangan medis yang
membatasi istilah anestesi lokal hanya untuk pembiusan di bagian kecil tubuh
seperti gigi atau area kulit. Mereka menggunakan istilah anestesi regional
untuk pembiusan bagian yang lebih besar dari tubuh seperti kaki atau lengan.
Namun, banyak juga yang menyebut anestesi lokal untuk anestesi apa pun selain
yang menimbulkan ketidaksadaran umum (anestesi umum).
2.4
Taraf – taraf narkosa
Anestetika
umum dapat menekan SSP secara bertingkat dan berturut-turut menghentikan
aktifitas bagiannya. Ada 4 taraf narkosa, yakni:
·
Analgesia: kesadaran berkurang, rasa
nyeri hilang, dan terjadinya euforia (rasa nyaman) yang disertai impian yang
mirip halusinasi. Eter dan nitrogenmonoksida memberikan analgesia baik pada
taraf ini, sedangkan halotan dan thiopental baru tahap berikut.
·
Eksitasi: kesadaran hilang dan timul
kegelisahan. Kedua taraf ini juga disebut taraf induksi.
·
Anesthesia: pernafasan menjadi dangkal,
cepat dan teratur, seperti keadaan tidur (pernafasan perut), gerakan mata dan
reflex mata hilang, sedangkan otot menjadi lemas.
·
Kelumpuhan sum-sum tulang: kegiatan
jantung dan pernafasan terhenti. Pada taraf ini sedapat mungkin sebaiknya di
hindarkan.
Pada
hakikatnya, kembalinua kessadaran atau siuman (recovery) berlangsung dalam
uruttan terbalik, dari c ke a.
2.5
Syarat Ideal Anastesi Umum dan Cara kerja dan titik tangkap kerja obat
Syarat
Ideal Anastesi Umum
a)
Memberi induksi yang halus dan cepat.
b) Timbul
situasi pasien tak sadar / tak berespons
c)
Timbulkan keadaan amnesia
d) Hambat
refleks-refleks
e)
Timbulkan relaksasi otot skeletal, tapi
bukan otot pernafasan.
f)
Hambat persepsi rangsang sensorik sehingga timbul analgesia yang cukup
untuk tempat operasi.
g)
Berikan keadaan pemulihan yang halus cepat dan tak timbulkan ESO yang
berlangsung lama
2.6
Syarat Anestesi Lokal
a) Tidak
merangsang jaringan
b) Tidak
mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan syaraf
c) Toksisitas
sistemis yang rendah
d) Efektif
dengan jalan injeksi atau penggunaan setempat pada selaput lendir
e) Mulai
kerjanya sesingkat mungkin , tetapi bertahan cukup lama
f) Dapat
larut dalam air dan menghasilkan larutan yang stabil juga terhadap pemanasan
atau sterilisasi.
2.7
Tujuan Premedikasi Dan Posmedikasi
Kriteria analgetika
yang baik adalah mulai kerja cepat tanpa efek samping (seperti kegelisahan) dan
tidak merangsang mukosa. Begitu pula pemulihannya harus cepat tanpa efek sisa,
seperti perasaan kacau,mual dan muntah juga tidak boleh meningkatkan pendarahan
kapiler selama pembedahan. Karena tidak dikenal obat yang memiliki semua sifat
ini, biasanya anestetikum dikombinasi dengan obat obat pembantu yang diberikan
kepada pasien sebagai premedikasi lebih kurang 1 jam sebelum induksi dimulai.
Premedikasi dilakukan dengan maksud :
a) Meniadakan
kegelisahan,
sering digunakan morfin atau petidin juga sedative seperti klorpromazin, diazepam atau thiopental
b) Menghentikan
sekresi ludah dan dahak,
yang dapatmengakibatkan kejang kejang berbahaya di tenggorok. Yang banyak
digunaka adalah atropine dan skopolamin(bersama morfin)
c) Memperkuat
efek anestetik, sehingga anestesi bekerja lebih dalam
dan atau dosis nya dapat diturunkan
d)
Memperkuat relaksasi otot,
selama narkosa dapat dicapai dalam permberian pula relaksansia otot seperti tubokurarin dan galamin(flaxedil)
Premedikasi diberikan untuk menghilangkan efek
samping seperti perasaan gelisah dan mual. Untuk maksud ini digunakan
klorpromazin atau antiemetikum lain, misalnya ondansetron.
OBAT PREMEDIKASI
a) Sulfas
atropin 0,25 mg : Antikolinergik
Atropin dapat
mengurangi sekresi dan merupakan obat pilihanutama untuk mengurangi efek
bronchial dan kardial yang berasal dariperangsangan parasimpatis, baik akibat
obat atau anestesikummaupun tindakan lain dalam operasi. Disamping itu
efek ainnya adalah melemaskan tonus otot
polos organ-organ dan menurunkanspasme gastrointestinal. Perlu diingat bahwa
obat ini tidak mencegah timbulnya laringospame yang berkaitan dengan anestesi
umum. Setelah penggunaan obat ini (golongan baladona) dalam dosisterapeutik ada
perasaan kering dirongga mulut dan penglihatan jadikabur. Karena itu sebaiknya
obat ini tidak digunakan untuk anestesi regional atau lokal. Pemberiannya harus
hati-hati pada penderitadengan suhu diatas normal dan pada penderita dengan
penyakit jantung khususnya fibrilasi aurikuler.Atropin tersedia dalam bentuk
atropin sulfat dalam ampul 0,25mg dan 0,50 mg. Diberikan secara suntikan
subkutis, intramuscular atau intravena dengan dosis 0,5-1 mg untuk dewasa dan
0,015mg/kgBB untuk anak-anak.
b) Hipnoz
2 mg (Midazolam) : obat penenang(transquilaizer)
Midazolam adalah obat
induksi tidur jangka pendek untukpremedikasi, induksi dan pemeliharaan anestesi
. Dibandingkandengan diazepam, midazolam bekerja cepat karena
transformasimetabolitnya cepat dan lama kerjanya singkat. Pada pasien orang
tuadengan perubahan organik otak atau gangguan fungsi jantung danpernafasan,
dosis harus ditentukan secara hati-hati. Efek obat timbuldalam 2 menit setelah
penyuntikan.Dosis premedikasi dewasa 0,07-0,10 mg/kgBB, disesuaikandengan umur
dan keadaan pasien. Dosis lazim adalah 5 mg. padaorang tua dan pasien lemah
dosisnya 0,025-0,05 mg/kgBB.Efek sampingnya terjadi perubahan tekanan darah
arteri, denyutnadi dan pernafasan, umumnya hanya sedikit
c) Cedantron
4 mg (Ondansentrone)
Suatu antagonis
reseptor serotonin 5 – HT 3 selektif. Baik untukpencegahan dan pengobatan mual,
muntah pasca bedah.
Efek samping
berupa ipotensi, bronkospasme, konstipasi dan sesak nafas.Dosis dewas 2-4 mg.
OBAT INDUKSI
a. Tracrium 20 mg (Atracurium) : nondepolarisasi
Pelumpuh otot nondepolarisasi (inhibitor kompetitif,
takikurare)berikatan dengan reseptorni kotinik-kolinergik.
Posmedikasi dilakukan dengan maksud :
Diberikan untuk
menghilangkan efek samping spt perasaan gelisah dan mual.Digunakan klorpromazin
atau antiemetika lain
Tujuan Premedikasi :
1.
Menenangkan penderita
2. Mengurangi
rasa sakit
3. Memudahkan
induksi
4. Mengurangi
dosis obat- obat anestesi
5.
Menngurangi refleks yang tidak diinginkan
6. Mengurangi
sekresi kelainan mulut & saluran nafas
7. Mencegah
mual dan muntah pasca bedah
8. Mencegah
penderita ingat situasi selama operasi ( menciptakan amnesia )
Obat – obatan Premedikasi :
1. Sedativa,
transquilizer
2. Analgetika
narkotika
3. Alkaloid
belladona :
- Anti sekresi
- Mengurangi efek vagal terhadap jantung dari
obat-obat
- Impuls afferent abdomen, thorax, mata
4. Anti
emetic
2.8
Penggolongan Anestesi Umum Dan Lokal
Anestesi Umum :
A. Anestetik
Inhalasi : gas tertawa, halotan, enfluran, isofluran dan sevofluran.
Obat
obat ini diberikan sebagai uap melalui saluran nafas. Keuntungannya adalah
resorpsi yang cepat melalui paru paru seperti juga ekskresinya melalui
gelembung paru paru (alveoli) yang biasanya dengan keadaan utuh . pemberiannya
mudah dipantau dan bila perlu setiap waktu dapat dihentikan. Obat ini terutama
digunakan untuk memelihara anestesi. Dewasa ini senyawa kuno eter, kloroform,
trikoletiren dan siklopropan praktis tidak digunakan lagi karena efek
sampingnya.
B. Anestetik
Intravena : thiopental, diazepam dan midazolam, ketamine dan propofol.
Obat obat ini juga
dapat diberikan dalam sediaan suppositoria secara rektal, tetapi resorpsinya
kurang teratur. Terutama digunakan untuk mendahului (induksi) anestesi local
atau memeliharanya juga sebagai anestesi pada pembedahan singkat.
Anestesi Lokal
Stuktur
dasar anestetika lokalpada umumnya terdiri dari tiga bagian, yakni suatu gugus
amino hidrofil (sekunder atau tersier) yang dihubungkan oleh suatu ikatan ester
atau alcohol atau amida dengan suatu gugus aromatis lipofil. Semakin panjang
gugus alkoholnya, semakin besar daya kerja anestetiknya tetapi toksisitas nya
juga meningkat.
Anestetika
local dapat digolongkan secara kimiawi dalam beberapa kelompok berikut :
a. Senyawa
ester : cocain dan ester PABA
(benzokain, prokain, oksibuprokain, tetrakain)
b. Senyawa
amida : lidokain dan prilokain, mepivakain. Bupivakain dan cinchokain
c. Lainnya
: fenol, benzilalkohol dan etil klorida.
Semua obat tersebut
diatas adalah sintetis, kecuali kokain yang alamiah.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Anestesi
Umum
adalah obat yang dapat menimbulkan anestesia atau narkosa. Yakni suatu keadaan
depresi umum dari berbagai pusat di SSP yang bersifat reversibel, dimana
seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan sehingga lebih mirip dengan keadaan
pinsan.
Anestesi Lokal atau zat penghilang rasa
setempat yaitu obat yang pada penggunaan lokal merintangi secara reversibel
penerusan impuls saraf ke SSP dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi
rasa nyeri, gatal gatal, rasa panas atau dingin.
3.2 Saran
Penggunaan
Anestesi dan golongannya untuk meniadakan gangguan di SSP sangatlah penting dan
berguna. Tetapi, harus tetap berpegang teguh pada aturan dan juga sang konseler
yaitu dokter. Apabila penggunaan nya atau pun penggunaan obat secara universal
ini disalah gunakan, tentulah akibat buruk yang akan di dapat di akhri
eksperimen kita sebagai orang awam yang tak tahu apapun tentang obat dan efek
sampingnya apabila penggunaannya salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar