Blog nya Ninja Medis dari Konohagakure

Rabu, 10 Juli 2013

Makalah ANESTESI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
      Anestesi Umum adalah obat yang dapat menimbulkan anestesia atau narkosa. Yakni suatu keadaan depresi umum dari berbagai pusat di SSP yang bersifat reversibel, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan sehingga lebih mirip dengan keadaan pinsan.
      Anestesi Lokal atau zat penghilang rasa setempat yaitu obat yang pada penggunaan lokal merintangi secara reversibel penerusan impuls saraf ke SSP dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal gatal, rasa panas atau dingin.
1.2 Tujuan
 1.2.1 Untuk mengetahui indeks dari Anestesi Umum dan Anestesi Lokal
1.3 Manfaat
1.3.1 Menambah wawasan kita mengenai mekanisme kerjaAnestesi dan dampak penggunaan Anestesi.










BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH ILMU ANESTESI
16 Oktober 1846 dicatat sebagai revolusi dalam bidang pengobatan. William T.G Morton menyediakan anestesi kepada pasien bernama Edward G. A., menggunakan dietil eter untuk pertama kali pada operasi pengangkatan lesi vaskuler pada leher Edward. Nyeri yang diderita pada pasien ini tidak dirasakannya. 16 Oktober 1846, tanggal penting tentang sejarah pengobatan tetapi juga penting terhadap penyediaan anestesi. Hal itu adalah pengukuhan dari yang ahli untuk teknik pengurangan rasa sakit. Diruang operasi, di medan perang, kamar bersalin, dan klinik-klinik, pasien-pasien mendapat keuntungan dari team anestesi yang mengikuti jejak para pendahulunya. Sebuah perusahaan mengerti aspek bersejarah dari pembangunan teknik dan teknologi dari anestesi dan sebuah penghargaan kepada segala kepribadiaan yang mendalam atau ilmu anestesiologi, dimana praktek untuk menguragi rasa sakit adalah lebih dari suatu skill namun itu merupakan suatu seni.
Sejarah awal ilmu anestesiaologi
Latar Belakang
Kontrol sakit selama operasi tidak selalu sepenting seperti sekarang ini. Penulis roman, Celcius menyatakan “tanpa kasihan” adalah karakteristik esensial dri seorang ahli bedah, selama berabad-abad. Meskipun beberapa ahli bedah mengaku bahwa mereka menemukan elemen yang menyebabkan pekerjaannya yang selalu terganggu, kebanyakan menjadi terbiasa dengan kemauan dari pasien tersebut. Peelajar kedokteran bertanding dengan guru-guru mereka, biasanya menghilangkan segala taksiran distress dari pasiennya sementara mereka mencatat apa yang disaksikannya. Bahkan tulisan dari penulis dari pimpinan ahli bedah biasanya menolak menulis nyeri pembedahan sebagai topik diskusinya. Sebelum kedatangan anestesi, edisi 1842 ‘elemen dari pembedahan”dari Robert Liston meliputi deskripsi detail dari prosedur elektif dan emergensi pada ekstremitas, kepala dan leher, dada dan genital, tapi mengabaikan diskusi dari segala bentuk analgesik. Pada jaman Liston, dalam beberapa tahun sebelumnya, nyeri merupakan hal yang dipertimbangkan sebagai simptom yang penting.
Terhadap perkenalandari dietil eter yang diberikan sebelumnya, banyak ahli bedah menyetujui pendapat Liston, bahwa nyeri merupakan konsekuensi yang pasti terjadi dari pembedahan. Disamping pendapat-pendapat tersebut banyak sarana yang dipergunakan untuk memperoleh anestesi. Dioscorides, ahli dari abad Iberkomentar bahwa Madragora, obat yang dipersiapkan dari kulit pohon dan daun tanaman Manrake. Dia menyatakan bahwa substansi tanaman dapat direbus dalam anggur dan dipergunakan “bila orang yang akan dibedah, bila mereka mau untuk di anestesi,”. Mandragora masih sering dipergunakan untuk menganestesi pasien sampaidengan abad ke 17.

Dari abad ke 9-13, spons dengan obat tidur adalah mode yang doinan untuk mengurangi sakit selama operasi. Daun Mandrake dengan tanaman beracun, candu dan tumbuhan lain, direbus bersama-sama dan disiramkan ke atas spons.Spons tersebut lalu disusun kedalam air panas dan diletakan ke hidung pasien selama pembedahan. Sebagai publikasi dari laporan pada saat itu. Spons tersebut pada umumnya mengandung mofin dan skopolamin dalam jumlah yang bervariasi, obat yang dipergunakan dalam anestesi modern. Sebagai tambahan daripada menggunakan “spons tidur” orang Eropa mengurangi rasa nyeri dengan hipnosis dengan meminum alkohol, tumbuhan dan ekstrak dari tanaman yang telah dipersiapkan dan sebagai anestesi topikal yaitu dengan tekanan atau memakai es.
Pada abad ke 11, efek anestesi dari air dingin dan es mulai ditemukan. Pada pertengahan abad ke 17, Marco Aurelio Severino medeskripsikan “anestesi kulkas” meletakan salju dalam garis paralel melintasi lapangan insisi, dia dapat membuat tempat operasi menjadi tidak bersensasi dalam beberapa menit. Teknik ini tidak pernah menjadi terkenal, mungkin karena tantangan dari penyimpanan salju tahunan yang tidak cukup.
Dietil eter telah diketahui selama berabad-abad karena penggunaannya dahulu sebagai anestesi pembedahan. Hal itu dilakukan bersama, pada mulanya pada abad ke-8 oleh filsafat Arab, Jabri Ibnu Hayyam atau mungkin oleh Raymond Lully, pada abad ke 13, seorang ahli kimia Eropa. Tetapi dietil eter baru pertama kali diketahui pada abad ke-16 oleh Valerius Cordus dan Paracelcius, yang mempersiapkan hal itu dengan menyuling asam sulfur (minyak dari vitriol) dengan anggur dicampur alkohol untuk memproduksi oleum Vitroli dulce (minyak panas dari vitriol). Paracelsius (1493-1541) mengobservasi bahwa hal itu membuat ayam tertidur dan bangun tanpa kesakitan. Dia menjadi waspada terhadap kualitas analgetik tesebut. Walaupun demikian tidak ada catatan bahwa sarannya tersebut diikuti.
Tiga abad kemudian, hal yang sederhana ini meninggalkan agen terapetik dengan hanya penggunaannya yang secara kebetulan. Beberapa dari milik tersebut diperiksa oleh beberapa ilmuwan Inggris termasuk Robert Boyle, Isaac Newton dan Michael Faraday, namun tanpa ketertarikan. Hal itu hanya merupakan alikasi rutin dan merupakan obat rekreasi yang tidak mahal diantara orang-orang miskin di Inggris dan Irlandia, dimana kadang-kadang meminum satu atau dua eter yang mana karena pajak membat kepemilikannya menjadi mahal. Variasi Amerika dari praktek ini dilakukan oleh sekelompok pelajar yang membasuh muka dengan handuk bereter pada aktu malam “gurauan eter”.
Seperti eter, nitrat oksida diketahui berguna untuk menginduksi sehingga kepala terasa ringan dan sering dihirup oleh orang yang mendapat ketegangan. Barang ini jarang dipergunakan seperti eter karena lebih kompleks untuk dipersiapkan dan kaku untuk disimpan. Benda itu diproduksi dengan memanaskan amonium nitrat. Gas yang bekerja lambat melewati air untuk mengeliminasi oksida oksik dari nitrogen sebelum disimpan. Nitrat oksida pertama kali dipersiapkan tahun 1773 oleh Joseph Prietsley, seorang ilmuwan Inggris. Dalam tahun pembelajarannya, Prietsley mempersiapkan dan memeriksa beberapa gas termasuk nitrat oksida, amonia, sulfur dioksida, oksigen, karbon monooksida dan karbon dioksida
Pada akhir abad ke-19 di Inggris, ada keinginan yang kuat dalam dugaan penggunaan efek yang menyehatkan dari air mineral dan gas. Hal ini membuat pembangunan tempat air panas untuk umum. Partikel air dan gas dipercaya untuk mencegah dan mengobati penyakit. Hal itu membuat penggunaan dari gas untuk menyembuhkan sariawan, tuberkulosis dan penyakit lain membuat Thomass Beddoes untuk membuka Institut pneumonia dekatdengan pemandian kecil dari Hotwells, dikota Bristol, dimana dia menyewa Humphry Davy pada tahun 1798 untuk menjalankan proyek penelitiannya.
Humphry Davy (1778 – 1892) adalah seorang muda dengan penuh kemampuan. Dia mempertunjukan seri-seri penelitian yang luar biasa dari beberapa gas, namun terutama di fokuskan pada nitrat oksida, dimana dia bersama temannya menghirup melalui masker wajah yang didesain untuk perusahaan James Watt, penemu dari mesin uap. Davy mempergunakan mesin ini untuk mengukur rata-rata pengambilan nitrat oksida dan efeknya pada pernapasan dan aksinya pada sistem saraf pusat. Hasil ini dikombinasikan dengan penelitian properti fisik dari nitrat oksida, 580 halaman buku dipublikaasikan pada tahun 1800. Uraian yang mengesankan ini sekarang diingat sebagai beberapa observasi yang tanpa sengaja. Komentar Davy bahwa nitrat oksida secara sementara meringankan sakit kepala yang berat, membebaskan sakit kepala yang ringan dan menghilangkan rasa sakit gigi. Kutipan yng paling sering diutarakan :”seperti nitrat oksida dalam operasi yang liuas muncul dengan kemampuan untuk menghilangkan rasa nyeri, benda itu mungkin dapat dipergunakan dalam operasi pembedahan dengan pancaran darah yang tidak besar”. Meskipun Davy tidak mengikuti ramalan ini, mungkin karena mengatur karirnya dalam dasar penelitiannya, dia menguangkan sifat dari nitrat oksida sebagai “gas tertawa”.
John Snow ; Ahli anestesi pertama
John Snow telah merupakan ilmuwan yang ternama yang telah mempresentasikan makalah dari subjek fisiologis waktu kabar dari anestesi eter telah mencapai Inggris pada Desember 1846. Dia menunjukan ketertarikannya dalam praktek anestesi dan dalam waktu singkat diundang untuk bekerja sama dengan ahli bedah pada waktu itu. Dia tidak hanya fasih dalam penyediaan anestesi tetapi juga seorang peneliti yang ulet. Deskripsi inovatif tentang derajat anestesi berdasarkan respon pasien tidak dapat ditingkatkan selama 70 tahun.
Sebagai tambahan untuk membangun aspek yang kuat untuk memperdalam fisiologi anestesi, Snow juga mempromosikan pengembangan alat-alat anestesi. Dia segera menyadari bahwa pengisapan eter yang tidak adekuat pada waktu pasien bernapas dengan alat yang ditempelkan pada mulut. Setelah berlatih anestesi hanya selama 2 minggu, Snow merancang seri pertana dari eter inhaler. Peralatannya mengandung katup unudireksional. Masker wajah sederhana buatan sendiri, yang mendekati bentuk masker wajah modern. Bagian dari wsjah tersebut dihubungkan kedalam alat penguapan dengan sebuah tabung pernapasan, yang mana dirancang lebih lebar dari trakea manusia sehingga meskipun pernapasan yang epat tidak akan terbuang. Kait besi didalam alat memastikan pengangkutan dari eter. Objek tersebut menggantung tempat dari air hangat untuk mengatur agen yang cenderung setelah tercukupi dengan membeikan observasi secara Cuma-Cuma. “Tidak ada batasan kebanggaan dalam membuatnya”.
Pada tahun berikutnya, John Snow memperkenalkan inhaler kloroform, dia telah mengenal sifat-sifatnya dan memilihnya sebagai bahan uji coba. Pada saat yang bersamaan, dia menyatakan bahwa untuk menjadi seri percobaan yang luar biasa harus meliputi lingkungan dan sikap.Snow menyadari bahwa ahli anestesi yang baik tidak hanya menghilangkan nyeri, tetapi juga mencegah pergerakan. Dia menganestesi beberapa spesies binatang dan beberapa variasi konsentrasi daripada eter dan kloroform untuk mengetahui konsentrasi yang tepat untuk mencegah gerakan terhadap stimulus yang tajam. Meskipun adanya keterbatasan teknologi pada tahun 1848, elemen dari pekerjaannya mengantisipasi konsep modern dari konsentrasi alveolar minimal (MAC). Snow menyatakan bahwa aksi dari anestesi dalam jumlah yang potensial dan meskipun dia tidak menemukan pengganti terhadap kloroform atau eter, dia menemukan hubungan antara kelarutan, gaas, tekanan dan potensi anestesi yang tidak terlalu dihargai sampai setelah perang dunia II dimana Charles Suckling memerintahkan prinsip Sow dalam menciptakan halotan. Dia juga membuat percobaan dengan peralatan sirkuit tertutup yang subjeknya Snow sendiri, menghirup oksigen sambil mengeluarkan karbondioksida yang di absorbsi oleh potasium hidroksida. Snow menciptakan 2 buku Inhalasi dari bentuk gas eter (1847) dan kloroform dan anestesi lainnya (1858) yang hampir selesai ketika dia meninggal karena stroke pada umur 45 tahun.
Penyelidikan Snow tidak membatasi ilmu anestesi. Memorinya juga dihargai oleh berbagai spesialis dalam bidang penyakit infeksi dan tropis yang di buktikn dengan studi epidemologi pada tahun 1854, dimana kolera ditrnsmisikan melalui air. Padasaat itu sebelum perkembangan mikrobiologi oleh Louis Pasteur dan Robert Koch banyakilmuwan di Amrika utara dan Eropa menyangka bahwa bahaya epidemi kolera berulang karena kontaminasi dari udara. Dalam beberapa tahun, Snow telah percaya bahwa karena penyakit tersebut disebabkan oleh traktus gastrointestinal maka agen penyebabnya pasti karena termakan, bukan karena pernapasan. Pada tahun 1854 dia memperoleh kesempatan membuktikan tesisnya ketika kolera melanda daerahnya di London dan menyebabkan kematiaan 500 orang di dekat kediamannya. Snow menyatakan bahwa persediaan suplai air dari orang-orang tersebut berasal dari pompa di broad street. Dia menyipkan apa yang menjadi survey epidemologi pertamanya. Dengan informasi tersebut dia dapat meyakinkan orang-orang pada daerah tersebut untuk mencari sumber air lain. Masalah epidemologi tersebut terselesaikan.
Penemuan Anestesia Regional pada Abad XIX
            Anestetik lokal pertama yang efektif adalah kokain, ektrak dari daun coca. Kemampuannya dalam mematirasakan membran mukosa dan jaringan terbuka telah diketahui selama berabad-abad di Peru. Albert Niemann memurnikan alkaloid aktif tersebut dan menamainya cocaine.
            Carl Koller (1857 – 1944), seorang dokter mata di Wina, Austria,  pertama kali menggunakan kokain pada praktek kliniknya pada 1884. Sebelumnya, banyak operasi mata tanpa anestesia dan empat dekade setelah ditemukannya eter, anestesi umum memiliki keterbatasan.
            Dokter-dokter bedah Amerika dengan cepat mengembangkan aplikasi kokain:
Ø  Oktober 1884, anetesia terhadap hidung, mulut, laring, trakea, rektum dan uretra.
Ø  November 1884, injeksi subkutan.
Ø  Desember 1884, Wiliam Halstead dan Richard Hall menjabarkan blok sensorik muka dan lengan
            Kecanduan kokain dan morfin merupakan masalah yamng sering timbul pada akhir abad XIX.
            Teknik anestesia lokal lainnya dilakukan sebelum akhir abad XIX. Tahun 1885, Leonard Corning, dokter ahli saraf, melakukan anestesia spinal dan mengusulkan substitusi eter untuk tindakan bedah genitourinaria atau cabang-cabang bedah lainnya.
            August Bier dan Theodor Tuffier, menjelaskan anestesia spinal otentik. Dalam comparative review dari artikel asli dari Bier, Tuffier, dan Corning, disimpulkan bahwa injeksi Corning merupakan anestesia ekstradural dan Bier berjasa dalam memperkenalkan anestesia spinal.
SKOPE ANESTESIOLOGY MODERN
          Pengamatan perkembangan anesthesiology dapat diperluas sampai waktu yang tidak terbatas oleh sebuah eksplorasi masing-masing subbagian, tetapi suatu penilaian dari pekerjaan kita langsung akan tampak oleh “personal survey” tempat dimana kita bertugas.
            Setelah pembedahan, pasien dipindahkan ke perawatan posenestesia atau ruang pemulihan, sebuah tempat yang sekarang dianggap sebagai bangsal ahli anestesi. Limapuluh tahun yang lalu, dibawa secara langsung dari ruang operasi ke bangsal bedah dan hanya diikuti oleh perawat junior. Orang tersebut beruntung baik ketrampilan dan intervensi peralatan ketika komplikasi terjadi. Setelah perang dunia II berpikir tentang pentingnya perawatan sentral. Tahun 1960, perawatan kritis berkembang melalui penggunaan ventilator mekanik. Pasien yang membutuhkan beberapa hari pengobatan intensif  dan perawatan dirawat di sudut ruang pemulihan. Pada waktu itu, beberapa tempat tidur diberi sekat dan direlokasi menjadi “intensice care units”. Prinsip perawatan resusitasi dan suportif didirikan oleh ahli anestesi mentansformasi “critical care medicine”.
            Masa depan anestesiologi sangat cerah. Obat-obat yang lebih aman yang sekali direvolusi merawat pasien-pasien setelah pembedahan dengan konstan akan terus diperbaiki. Tugas anestesi berlanjut meluas, sebagai dokter dengan latar belakang spesialis telah mengembngkan klinik kontrol nyeri kronik dan pasien bedah rawat jalan. Praktek anestesi, baik didalam maupun diluar kamar operasi, akan menjadi bagian dari pengalaman di atas meja operasi.
2.2 Definisi Anestesi Umum
Anestesi umum atau pembiusan umum adalah kondisi atau prosedur ketika pasien menerima obat untuk amnesia, analgesia, melumpuhkan otot, dan sedasi. Anestesi umum memungkinkan pasien untuk menoleransi prosedur bedah yang dalam kondisi normal akan menimbulkan sakit yang tak tertahankan, berisiko eksaserbasi fisiologis yang ekstrim, dan menghasilkan kenangan yang tidak menyenangkan. Anestesi umum dapat menggunakan agen intravena (injeksi) atau inhalasi, meskipun injeksi lebih cepat yaitu memberikan hasil yang diinginkan dalam waktu 10 hingga 20 detik.
Kombinasi dari agen anestesi yang digunakan untuk anestesi umum membuat pasien tidak merespon rangsangan yang menyakitkan, tidak dapat mengingat apa yang terjadi (amnesia), tidak dapat mempertahankan proteksi jalan napas yang memadai dan/atau pernapasan spontan sebagai akibat dari kelumpuhan otot dan perubahan kardiovaskuler.
2.3 Definisi Anestesi Lokal
Anestesi lokal adalah teknik untuk menghilangkan atau mengurangi sensasi di bagian tubuh tertentu. Hal ini memungkinkan pasien untuk menjalani prosedur pembedahan dan gigi tanpa rasa sakit yang mengganggu.
Ada kalangan medis yang membatasi istilah anestesi lokal hanya untuk pembiusan di bagian kecil tubuh seperti gigi atau area kulit. Mereka menggunakan istilah anestesi regional untuk pembiusan bagian yang lebih besar dari tubuh seperti kaki atau lengan. Namun, banyak juga yang menyebut anestesi lokal untuk anestesi apa pun selain yang menimbulkan ketidaksadaran umum (anestesi umum).





2.4 Taraf – taraf narkosa
            Anestetika umum dapat menekan SSP secara bertingkat dan berturut-turut menghentikan aktifitas bagiannya. Ada 4 taraf narkosa, yakni:
·         Analgesia: kesadaran berkurang, rasa nyeri hilang, dan terjadinya euforia (rasa nyaman) yang disertai impian yang mirip halusinasi. Eter dan nitrogenmonoksida memberikan analgesia baik pada taraf ini, sedangkan halotan dan thiopental baru tahap berikut.
·         Eksitasi: kesadaran hilang dan timul kegelisahan. Kedua taraf ini juga disebut taraf induksi.
·         Anesthesia: pernafasan menjadi dangkal, cepat dan teratur, seperti keadaan tidur (pernafasan perut), gerakan mata dan reflex mata hilang, sedangkan otot menjadi lemas.
·         Kelumpuhan sum-sum tulang: kegiatan jantung dan pernafasan terhenti. Pada taraf ini sedapat mungkin sebaiknya di hindarkan.
 Pada hakikatnya, kembalinua kessadaran atau siuman (recovery) berlangsung dalam uruttan terbalik, dari c ke a.
2.5 Syarat Ideal Anastesi Umum dan Cara kerja dan titik tangkap kerja obat
   Syarat Ideal Anastesi Umum
a)      Memberi induksi yang halus dan cepat.
b)      Timbul situasi pasien tak sadar / tak berespons
c)      Timbulkan keadaan amnesia
d)     Hambat refleks-refleks
e)      Timbulkan relaksasi otot skeletal, tapi  bukan otot pernafasan.
f)       Hambat persepsi rangsang sensorik sehingga timbul analgesia yang cukup untuk  tempat operasi.
g)      Berikan keadaan pemulihan yang halus cepat dan tak timbulkan ESO yang berlangsung lama
2.6 Syarat Anestesi Lokal
a)      Tidak merangsang jaringan
b)      Tidak mengakibatkan kerusakan permanen terhadap susunan syaraf
c)      Toksisitas sistemis yang rendah
d)     Efektif dengan jalan injeksi atau penggunaan setempat pada selaput lendir
e)      Mulai kerjanya sesingkat mungkin , tetapi bertahan cukup lama
f)       Dapat larut dalam air dan menghasilkan larutan yang stabil juga terhadap pemanasan atau sterilisasi.


2.7 Tujuan Premedikasi Dan Posmedikasi
      Kriteria analgetika yang baik adalah mulai kerja cepat tanpa efek samping (seperti kegelisahan) dan tidak merangsang mukosa. Begitu pula pemulihannya harus cepat tanpa efek sisa, seperti perasaan kacau,mual dan muntah juga tidak boleh meningkatkan pendarahan kapiler selama pembedahan. Karena tidak dikenal obat yang memiliki semua sifat ini, biasanya anestetikum dikombinasi dengan obat obat pembantu yang diberikan kepada pasien sebagai premedikasi lebih kurang 1 jam sebelum induksi dimulai.
      Premedikasi dilakukan dengan maksud :
a)      Meniadakan kegelisahan, sering digunakan morfin atau petidin juga sedative seperti klorpromazin, diazepam atau thiopental
b)      Menghentikan sekresi ludah dan dahak, yang dapatmengakibatkan kejang kejang berbahaya di tenggorok. Yang banyak digunaka adalah atropine dan skopolamin(bersama morfin)
c)      Memperkuat efek anestetik, sehingga anestesi bekerja lebih dalam dan atau dosis nya dapat diturunkan
d)      Memperkuat relaksasi otot, selama narkosa dapat dicapai dalam permberian pula relaksansia otot seperti tubokurarin dan galamin(flaxedil)
Premedikasi diberikan untuk menghilangkan efek samping seperti perasaan gelisah dan mual. Untuk maksud ini digunakan klorpromazin atau antiemetikum lain, misalnya ondansetron.
OBAT PREMEDIKASI
a)      Sulfas atropin 0,25 mg : Antikolinergik
Atropin dapat mengurangi sekresi dan merupakan obat pilihanutama untuk mengurangi efek bronchial dan kardial yang berasal dariperangsangan parasimpatis, baik akibat obat atau anestesikummaupun tindakan lain dalam operasi. Disamping itu efek  ainnya adalah melemaskan tonus otot polos organ-organ dan menurunkanspasme gastrointestinal. Perlu diingat bahwa obat ini tidak mencegah timbulnya laringospame yang berkaitan dengan anestesi umum. Setelah penggunaan obat ini (golongan baladona) dalam dosisterapeutik ada perasaan kering dirongga mulut dan penglihatan jadikabur. Karena itu sebaiknya obat ini tidak digunakan untuk anestesi regional atau lokal. Pemberiannya harus hati-hati pada penderitadengan suhu diatas normal dan pada penderita dengan penyakit jantung khususnya fibrilasi aurikuler.Atropin tersedia dalam bentuk atropin sulfat dalam ampul 0,25mg dan 0,50 mg. Diberikan secara suntikan subkutis, intramuscular atau intravena dengan dosis 0,5-1 mg untuk dewasa dan 0,015mg/kgBB untuk anak-anak.
b)      Hipnoz 2 mg (Midazolam) : obat penenang(transquilaizer)
Midazolam adalah obat induksi tidur jangka pendek untukpremedikasi, induksi dan pemeliharaan anestesi . Dibandingkandengan diazepam, midazolam bekerja cepat karena transformasimetabolitnya cepat dan lama kerjanya singkat. Pada pasien orang tuadengan perubahan organik otak atau gangguan fungsi jantung danpernafasan, dosis harus ditentukan secara hati-hati. Efek obat timbuldalam 2 menit setelah penyuntikan.Dosis premedikasi dewasa 0,07-0,10 mg/kgBB, disesuaikandengan umur dan keadaan pasien. Dosis lazim adalah 5 mg. padaorang tua dan pasien lemah dosisnya 0,025-0,05 mg/kgBB.Efek sampingnya terjadi perubahan tekanan darah arteri, denyutnadi dan pernafasan, umumnya hanya sedikit
c)      Cedantron 4 mg (Ondansentrone)
Suatu antagonis reseptor serotonin 5 – HT 3 selektif. Baik untukpencegahan dan pengobatan mual, muntah pasca bedah.
 Efek samping berupa ipotensi, bronkospasme, konstipasi dan sesak nafas.Dosis dewas 2-4 mg.
OBAT INDUKSI
a. Tracrium 20 mg (Atracurium) : nondepolarisasi
Pelumpuh otot nondepolarisasi (inhibitor kompetitif, takikurare)berikatan dengan reseptorni kotinik-kolinergik.
Posmedikasi dilakukan dengan maksud :
Diberikan untuk menghilangkan efek samping spt perasaan gelisah dan mual.Digunakan klorpromazin atau antiemetika lain
Tujuan Premedikasi :
 1. Menenangkan penderita
 2. Mengurangi rasa sakit
 3. Memudahkan induksi
 4. Mengurangi dosis obat- obat anestesi
 5. Menngurangi refleks yang tidak diinginkan
 6. Mengurangi sekresi kelainan mulut & saluran nafas
 7. Mencegah mual dan muntah pasca bedah
 8. Mencegah penderita ingat situasi selama operasi ( menciptakan amnesia )

Obat – obatan Premedikasi :
 1. Sedativa, transquilizer
 2. Analgetika narkotika
 3. Alkaloid belladona :
            - Anti sekresi
 - Mengurangi efek vagal terhadap jantung dari obat-obat
 - Impuls afferent abdomen, thorax, mata
 4. Anti emetic

2.8 Penggolongan Anestesi Umum Dan Lokal
Anestesi Umum :
A.    Anestetik Inhalasi : gas tertawa, halotan, enfluran, isofluran dan sevofluran.
Obat obat ini diberikan sebagai uap melalui saluran nafas. Keuntungannya adalah resorpsi yang cepat melalui paru paru seperti juga ekskresinya melalui gelembung paru paru (alveoli) yang biasanya dengan keadaan utuh . pemberiannya mudah dipantau dan bila perlu setiap waktu dapat dihentikan. Obat ini terutama digunakan untuk memelihara anestesi. Dewasa ini senyawa kuno eter, kloroform, trikoletiren dan siklopropan praktis tidak digunakan lagi karena efek sampingnya.
B.     Anestetik Intravena : thiopental, diazepam dan midazolam, ketamine dan propofol.
Obat obat ini juga dapat diberikan dalam sediaan suppositoria secara rektal, tetapi resorpsinya kurang teratur. Terutama digunakan untuk mendahului (induksi) anestesi local atau memeliharanya juga sebagai anestesi pada pembedahan singkat.



Anestesi Lokal
            Stuktur dasar anestetika lokalpada umumnya terdiri dari tiga bagian, yakni suatu gugus amino hidrofil (sekunder atau tersier) yang dihubungkan oleh suatu ikatan ester atau alcohol atau amida dengan suatu gugus aromatis lipofil. Semakin panjang gugus alkoholnya, semakin besar daya kerja anestetiknya tetapi toksisitas nya juga meningkat.
            Anestetika local dapat digolongkan secara kimiawi dalam beberapa kelompok berikut :
a.       Senyawa ester  : cocain dan ester PABA (benzokain, prokain, oksibuprokain, tetrakain)
b.      Senyawa amida : lidokain dan prilokain, mepivakain. Bupivakain dan cinchokain
c.       Lainnya : fenol, benzilalkohol dan etil klorida.
Semua obat tersebut diatas adalah sintetis, kecuali kokain yang alamiah.

















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
      Anestesi Umum adalah obat yang dapat menimbulkan anestesia atau narkosa. Yakni suatu keadaan depresi umum dari berbagai pusat di SSP yang bersifat reversibel, dimana seluruh perasaan dan kesadaran ditiadakan sehingga lebih mirip dengan keadaan pinsan.
      Anestesi Lokal atau zat penghilang rasa setempat yaitu obat yang pada penggunaan lokal merintangi secara reversibel penerusan impuls saraf ke SSP dan dengan demikian menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri, gatal gatal, rasa panas atau dingin.
3.2 Saran
            Penggunaan Anestesi dan golongannya untuk meniadakan gangguan di SSP sangatlah penting dan berguna. Tetapi, harus tetap berpegang teguh pada aturan dan juga sang konseler yaitu dokter. Apabila penggunaan nya atau pun penggunaan obat secara universal ini disalah gunakan, tentulah akibat buruk yang akan di dapat di akhri eksperimen kita sebagai orang awam yang tak tahu apapun tentang obat dan efek sampingnya apabila penggunaannya salah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar